Telaah ktitis
dimulai dengan upaya membedah sebuah buku: Epistemologi Kiri (2015) yang diedit oleh Listiyono Santoso dan Abdul Qadir Shaleh. Dalam
konteks ini, sebanyak kurang lebih 40 (empat puluh) referensi yang penulis gunakan
untuk menyoroti secara kritis reflektif. Karena itu, betapa meyakinkan bahwa
ketika mahasiswa dan masyarakat umum yang cinta membaca mengecap buku ini, maka
tidak hanya dapat menjangkitkan telaah dan bedah pemikiran kritis. Akan tetapi,
juga dapat membangkitkan spirit membaca dan etos bedah-bedah bacaan yang
konstruktif dan komprehensif. Tak pelak lagi, disusul dengan telaah kritis
reflektif atas konstalasi paradigma positivisme dan postpositivisme yang
bergumul sepanjang sejarah keilmuan modern. Pada gilirannya, penulis pun meneruskan
kajian pada upaya mendendangkan urgensi pencerdasan dan pendewasaan politisi,
kepantasan dan ketidakpantasan pejabat sebagai “pewaris kehormatan atau pewaris
kehinaan”, urgensi Penelitian atas Hasil Penelitian, mempersoalkan korupsi adalah tak ubahnya berteriak lantang
di tengah Padang Pasir, sugesti untuk bangkit dari
keterlenaan hidup berbalut virus konsumeristis, gegap
gempita modernisasi dengan berbagai implikasi sosialnya, respon petani terhadap
berbagai ketidakadilan, rakyat merintih dan pejabat pun terus tersenyum, dan akhirnya
ditutup dengan telah kritis reflektif terhadap virus pandemi sejenis covid-19
yang menggelegar penuh misteri serta sangat mencemaskan kehidupan masyarakat
kontemporer.
No comments:
Post a Comment