Apr 23, 2021

DISKURSUS METODOLOGI PROFETIK DAN RISET PEMBEBASAN

 


Paling kurang, ada tiga hal yang membedakan ulasan dalam wacana pemikiran metodologis ini dengan referensi metodologi lainnya. Pertama, di dalam buku ini tertuang filosofi Tertium Organum karya Ouspensky sebagai Paradigma Intelektual Berbasis Spritual yang selama ini terabaikan atau mungkin memang sengaja terlupakan.
 
Kedua, di balik narasi metodologis seperti: survey, deskriptif, korelasional, action research, eksprimen, pengembangan, evaluasi, studi kasus, fenomenologi, etnografi, etnometodologi, partisipatoris, studi Profetik, grounded, evaluation research, content analysis, discourse analysis, dan studi kepustakaan, juga dikedepankan metodologi hermeneutika, Islamisasi Sains dan Strukturalisme Transendental sebagai sebuah studi komparasi dalam konteks keagamaan yang selama ini belum menjadi perhatian khusus. 

Ketiga, seiring dengan beberapa implikasi metodologis yang mengemuka secara struktural fungsional, juga diuraikan sebuah hasil kajian metodologis menyoal “Etnografi dalam Daring (Netnografi) yang relevan digunakan di tengah revolusi komunikasi dan arus informasi berbasis internet. Tak pelak lagi, di akhir pembahasan dalam buku ini, juga dikembangkan sebuah formulasi Metodologi Profetik sebagai inisiatif awal menuju pendekatan “Post-Kualitatif” serta sekaligus sebagai upaya riset pembebasan.